Rabu, 28 September 2011

Masuk Kuliah.. Uang Jajan?

K-U-L-I-A-H adalah kata-kata yang gak asing yah. Kampus, Universitas, Kuliah... itu emang satu kesatuan. Tujuan utama kuliah emang udah sangat jelas, mendapat gelar S1 maupun D3 dan siap terjun ke dunia kerja. Saya sendiri adalah mahasiswa yang menuntut ilmu di Universitas Gunadarma dan memilih jenjang S1, tidak mempunyai kampus yang tetap karena kita semua berpindah-pindah, sekali lagi, gak jauh kan antara KULIAH, UNIVERSITAS dan KAMPUS. Bukan ini sebenernya tujuan saya menulis ini. Tujuan saya adalah selain TUJUAN UTAMA anda berkuliah, ada atau gak hal yang bisa memberikan anda alasan, kenapa hari ini anda KULIAH?

Okay, hem.. Saya membuat pertanyaan ini, karena banyak banget yang saya dengar dari teman-teman saya, entah itu dari dalam atau dari universitas lain. Mereka bilang "Kalo gue gak keluar/ngampus nanti gue gak dapet uang jajan dong". Sebelum terlalu jauh saya membicarakannya, saya pun akan mengaku, YA! saya kuliah selain menuntut ilmu saya juga karena dorongan dari mendapatkan uang jajan tersebut.

Ternyata bukan saya dan 1 atau 2 orang saya yang ingin kuliah karena mendapatkan jatah (uang jajan) Hampir setiap yang saya tanya mengatakan YA! jadi menurut saya uang jajan adalah faktor pendukung rajin atau tidaknya kita berkuliah. Setuju? ya saya SETUJU.

Gak Semua Senyuman itu Tangisan

Langsung aja deh kita lanjut ke topic. :D

Yaaaap!! Disini penulis lebih banyak liat seseorang memikirkan atau menuliskan sesuatu “DIMANA-MANA” seperti ini “Gue menangis didalam senyuman gue”. Ini sangat sangat gak bagus, kalo menangis, ya nangis, kalo ketawa ya ketawa. Munafik atau jaga-image atau anda bilang anda tidak mau melunturkan suasana dengan tangisan anda? Menangislah habiskanlah air mata yang ada. Bukan menyelesaikan masalah apabila anda tersenyum dimana anda seharusnya menangis. Apa mereka lega? Mereka senang dengan senyum palsu. Penulis tidak melarang untuk tertawa, tetapi ekspresikanlah diri anda. anda bisa tertawa setelah anda menangis puas, tertawa lepas, atau tertawa kesedihan? Tentu saja tertawa lepas yang anda pilih.

Oke continue to the topic yaitu tangisan dalam senyuman. Tangisan dalam senyuman juga menurut saya gak bagus, kalian bisa ambil contoh dari kehidupan yang ada, ceritanya nih ya, kalian sedang menikmati kopi di pagi hari di dalem rumah, tiba tiba ada bunyi meoooooooooong!!!! meooooong!!! dengan suara keras banget meongnya. kalian akan bertanya tanya bung, itu kucing lagi berkelahi atau lagi kawin, mereka gak jauh beda diantara keduanya. Kalo kucing itu lagi berantem otomatis kalian bakal siram tuh kucing, tapi kalian gak akan tega kalo dia lagi kawin, kalau dipake bahasa yang lagi ngetrend jaman sekarang “Kalian bakal GALAU” Sama halnya kayak kalian ketawa tapi nangis, teman kalian mungkin gak tahu, tapi Tuhan tahu. Loh? Kok, maksud saya kalian akan sama galaunya. Perasaan kalian merasa dibohongi. Emosional kalian terbohongi dengan gerak motorik kalian.

Senyuman gerak motorik karena senyuman adalah pergerakan bibir setiap ujungnya melekuk keatas. Tangisan yang dimaksud disini adalah emosional. Kesedihan yang dibalut dengan keceriaan, sama aja kalian mau minum air dingin tapi air dinginnya dimasak dulu baru diminum, bukan air dingin yang kalian minum tapi malahan air panas yang kalian dapet.

Maka dari itu mulai sekarang, “Gak semua senyuman itu berarti tangisan” tersenyumlah untuk tersenyum. Keep smile J