Rabu, 11 Mei 2011

Beberapa Macam Budaya di Afrika

1. Budaya Afrika Selatan

Demografi di Afrika Selatan dibagi menjadi empat kumpulan utama yaitu: orang kulit hitam, orang kulit putih, orang berwarna (orang dari Asia atau berdarah campuran) dan orang berbangsa India.

Kaum yang terbesar di Afrika Selatan adalah kaum pribumi berkulit hitam yaitu 77% jumlah penduduk di sini. Penduduk kulit hitam terdiri dari masyarakat majemuk yang dapat diklasifikasikan kepada empat kelompok etnis berdasarkan kepada bahasa masing-masing. Kelompok yang terbesar yaitu 50% penduduk Afrika di sini adalah yang berbahasa Nguni termasuk bangsa Ndebele, Swazi, Xhosa dan Zulu. Kelompok yang kedua terbesar adalah yang berbahasa Sotho-Tswana, termasuk beberapa bangsa Sotho, Pedi, dan Tswana dan merupakan mayoritas di kebanyakan kawasan Highveld. Dua kelompok yang terakhir adalah Tsonga, atau Shangaan, yang tertumpu di Utara dan wilayah Mpumalanga, dan Venda, yang juga tertumpu di wilayah utara Afrika Selatan.

Kaum kulit putih terdiri dari 11% penduduk di sini, yang berbangsa Belanda, Perancis, Inggris dan Jerman. Kebanyakan orang Eropa di negara ini adalah keturunan penjelajah-penjelajah awal di koloni Cape. Terdapat juga kelompok minoritas Portugis — kelompok pertama dari keturunan penjelajah Eropa yang awal, manakala kelompok kedua keturunan budak Belanda yang datang dari Indonesia.

9% dari penduduk Afrika Selatan terdiri dari bangsa berwarna atau coloured. Bangsa ini termasuk kelompok yang kawin campur dan juga pendatang Asia, yang dibawa masuk untuk bekerja sebagai kuli di Natal. Manakala, 3% lagi terdiri dari bangsa India yang berasal dari pedagang-pedagang India.

Sumber :http://id.wikipedia.org/wiki/Afrika_Selatan

Kesimpulan : Afrika selatan terdiri dari bangsa berwarna atau coloured. Tetapi Sebagian besar orang afrika selatan berkulit hitam.

2. Ethiopia

Ethiopia mempunyai bahasa yang bernama Anfillo. Bahasa Anfillo adalah bahasa Omotik Utara yang digunakan oleh ratusan orang di Ethiopia Barat. Bahasa ini terancam punah karena hanya digunakan hanya oleh orang dewasa di atas 60 tahun dan semua kaum muda sudah berpindah ke bahasa Nilo-Saharan. Anfillo memiliki 5 vokal dan 22 konsonan.

Sumber :http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Anfillo

Kesimpulan : Ethiopia masyaraktanya berbagasa Anfillo, tetapi bahasa ini terancam punah.


3. Sudan

Pendidikan di Sudan digratiskan dan diwajibkan bagi seluruh anak-anak usia 6 sampai 13 tahun. Pendidikan dimulai dari pendidikan dasar selama dari delapan tahun, kemudian pendidikan menengah tiga tahun. Jenjang pendidikan diubah menjadi berformat 6 + 3 + 3 pada tahun 1990.

Bahasa pengantar pedidikan yang digunakan di semua tingkatan adalah bahasa Arab. Lokasi sekolah terkonsentrasi di sejumlah daerah perkotaan, yang mana sejumlah sekolah yang terletak di bagian Selatan dan Barat telah rusak bahkan hancur akibat konflik di Negara tersebut.

Pada tahun 2001, Bank Dunia memperkirakan bahwa partisipasi murni siswa Sekolah Dasar adalah 46% dan 21 persen dari pelajar sekolah menengah yang terdiri dari siswa yang memenuhi syarat. Tingkat kelangsungan pendidikan di Sudan sangat bervariasi, di beberapa provinsi bahkan hanya mencapai di bawah 20 persen.

Sudan memiliki 19 universitas berbahasa Arab. Pendidikan di tingkat menengah dan pendidikan tinggi di universitas mengalami masalah penghambat yang serius disebabkan oleh sebagian besar penduduk berjenis kelamin laki-laki melaksanakan dinas militer sebelum dapat menyelesaikan pendidikan mereka.

Menurut perkiraan Bank Dunia, pada tahun 2000 tingkat baca-tulis pada orang dewasa berusia 15 tahun keatas hampir 58% (69% untuk laki-laki, 46 %untuk wanita). Sedangkan pada tahun 2002, tingkat baca-tulis pada orang dewasa berusia 15 tahun keatas mencapai 60 persen dan tingkat buta aksara pemuda (usia 15-24) diperkirakan sebesar 23%.

Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Sudan

Kesimpulan : Sudan Memiliki bahasa sehari-hari yaitu bahasa arab.Sudan sangat mengutamakan pendidikan sehingga dari umur enam sampai tiga belas tahun digratiskan biaya sekolah.


4. Kamerun

Presiden Kamerun adalah kepala negara dan memiliki kekuasaan yang luas untuk menciptakan kebijakan, mengatur badan-badan pemerintah, mengepalai angkatan bersenjata, membicarakan dan mengesahkan perjanjian, dan menyatakan keadaan darurat.

Untuk Kesehatan dan pendidikan.

Sebagian besar anak-anak dapat memperoleh pendidikan di sekolah negeri yang gratis atau sekolah swasta yang diberi subsidi Sistem pendidikan di Kamerun adalah campuran antara sistem Inggris dan Perancis dengan bahasa pengantar sebagian besar bahasa Inggris atau Perancis. Kamerun memiliki tingkat kehadiran sekolah tertinggi di Afrika. Anak perempuan lebih jarang bersekolah daripada anak laki-laki karena pengaruh budaya, kewajiban rumah tangga, pernikahan dan kehamilan dini, dan pelecehan seksual. Walaupun tingkat kehadiran lebih tinggi di selatan, terlalu banyak guru ditugaskan ke sana, sehingga di utara sekolah-sekolah memiliki terlalu sedikit guru.

Kualitas kesehatan di Kamerun pada umumnya rendah. Di luar kota-kota besar, fasilitas kesehatan biasanya kotor dan tidak lengkap. Penyakit yang berjangkit misalnya demam berdarah, filariasis, leishmaniasis, malaria, meningitis, schistosomiasis, dan penyakit tidur. Tingkat infeksi HIV/AIDS diperkirakan 5,4% dari penduduk usia 15–49, walaupun tekanan sosial membuat jumlah laporan lebih rendah dari sebenarnya. Dukun adalah alternatif populer terhadap ilmu pengobatan barat.

Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Kamerun

Kesimpulan : Kamerun mempunyai kualitas kesehatan yang rendah, tetapi kamerun sangat memperhatikan pendidikan, beberapa sekolah menggratiskan biaya pendidikan.